Bersepeda Itu Keren!

Bersepeda sudah menjadi obsesi saya sejak lama, sejak masih bekerja di kota asal saya, Malang. Dan memang dulu sempat terwujud. Dari hasil menabung, sebuah sepeda Polygon Premier generasi pertama berhasil saya beli dan gunakan sebagai alat transportasi sehari-hari selama beberapa bulan. Bahkan di luar hari kerja pun, bersama beberapa teman saya juga menyempatkan bersepeda, kadang di malam hari.

Buat saya, bersepeda bukan sekedar bertujuan untuk olahraga, mengurangi polusi dan mengatasi kemacetan. Di atas semua itu, bersepeda itu keren.

Saya bahkan sempat membuat postingan di blog tentang mimpi saya menjadikan bersepeda sebagai bagian dari gaya hidup. Malang Biking Season namanya. Idenya mirip dengan Car Free Day di Jakarta. Yang membedakan, bukannya membatasi penggunaan mobil atau kendaraan bermotor, melainkan berkampanye mengajak masyarakat untuk mengganti moda transportasinya dengan sepeda. Meningkatkan kesadaran bahwa, itu tadi, bersepada itu keren.

Namun sayang saya harus merelakan mimpi itu untuk tidak terwujud karena pindah ke Jakarta dan hanya bisa berharap rekan-rekan di Malang bisa melanjutkannya.

Lalu di sinilah saya. Jakarta. Dominasi kendaraan bermotor di jalan, jarak yang terlalu jauh, terik matahari yang membakar kulit, belum lagi asap kendaraan serta segunung alasan lainnya benar-benar menciutkan nyali. Tahun-tahun pertama di Jakarta, sedikitpun tidak pernah berpikir untuk memulai bersepeda. Padahal setelah berpindah-pindah tempat kerja akhirnya beruntung bisa berkantor tidak terlalu jauh dari rumah.

Tapi berkat motivasi dari teman dan dukungan istri, semangat saya bangkit lagi. Kebetulan sepeda yang dulu dipakai istri semasa SMA masih ada di rumah mertua dan dalam kondisi lumayan bagus. Maka jadilah.

Dengan sedikit biaya perawatan untuk servis dan ganti ini-itu, sepeda gunung Raleigh warna hitam itupun siap saya bawa menyusuri jalanan Pasar Minggu – Pancoran menuju kantor. Memang tidak jauh. Hanya sekitar 4 Km lewat jalur biasa atau 5 Km lewat jalur alternatif yang bebas macet dan asap kendaraan.

Awalnya saya akui sangat berat. Bayangkan saja, saya yang jarang olahraga mendadak bersepeda di jam sibuk di jalur yang juga dilalui ratusan kendaraan bermotor lain. Kesulitan mengatur napas karena harus membedakan mana udara bersih, mana asap Metromini. Keringat, debu dan asap kendaraan menempel di badan. Belum lagi nyeri di paha dan betis karena tidak pernah olahraga, serta sakit pundak karena harus memanggul tas berisi laptop. Kadang dengan terpaksa harus naik ke trotoar untuk menghindari Kopaja yang mogok dan dibiarkan teronggok di pinggir jalan berhari-hari.

Tapi saya bangga. Bisa keluar dari golongan yang ikut andil memacetkan jalanan Jakarta. Sungguh saya kembali merasa… keren.

Saya jadi teringat sebuah poster kampanye bersepeda di luar sana (artikelnya berbahasa Protugis, hasil terjemahan ke Bahasa Inggris menggunakan Google Translate bisa dilihat di sini),

You are not stuck in traffic. You are traffic.
Get a bike. Break free.

Sebuah pesan yang isinya sangat kuat khususnya jika ditujukan kepada pengguna jalan dan tentunya pemerintah Jakarta.

Tulisan ini diikutkan dalam Lomba Cerita Sepeda AirAsia HSBC.

26 tanggapan untuk “Bersepeda Itu Keren!”

  1. Setuju klo bersepeda itu keren!
    Tantangan tersendiri ketika harus gowes setiap hari ke tempat beraktivitas, apalagi ditrack yg memang ramai & bukan jalur khusus sepeda saja.
    Cita-citanya ketika di Malang hebat mas.

  2. sebetulnya enak sih bersepeda.. tapi menurut gw, kalau dipaksain bareng sepedaan dgn motor dan bus, kayaknya bukannya tambah sehat, tapi tambah sakit ya? :P
    hihihi.. asal jangan sampai bersepeda sambil bawa tabung O2 aja :D

    1. sebenernya itu jadi pikiran juga pit. selama ini makin sehat apa malah tambah sakit karena over dosis asep metromini.

      sempat kepikir beli protective filter mask atau sekalian gas mask, tapi sepertinya bakal ribet pake dan bawanya.

      kemarin baru tau ada produk nasal filter yang tinggal dicolokin di hidung. tapi nggak ngerti di jakarta mesti nyari di mana.

  3. aslinya juga kepingin bersepeda ke kantor..
    soalnya jaraknya cukup dekat + ngak lewat jalan raya..
    jadi masih aman..
    tapi ya itu APBP masih cekak .. anggarannya kurang :| *curhat :p*

    *nb : semoga menang lombanya :)

    1. oh, jelas! jujur ini. saya sebenernya pingin bisa lari rutin. tapi ada aja halangannya. jadi karena kesempatan sekarang adanya buat nyepeda, ya sepedaan dulu

  4. Jakarta ini kayak neraka buat pesepeda. Aku pernah nyoba ke kantor nyepeda, nggak jauh kok, cuma 15km-an… Tp cuma tahan 1x PP :)

    1. 15km itu jauh mbak. dua kali bolak balik dari rumah ke kantorku.

      tapi, aku sendiri mengakui nyepeda di jakarta itu berat. terlebih lagi kalau jaraknya sejauh itu. makanya sampai sekarang masih suka takjub tiap kali liat bike commuters di endomondo yang tiap hari bisa ngabisin puluhan kilometer.

Tinggalkan komentar